Senin, 19 Oktober 2009

SIMPANG LIMA GUMUL



Satu lagi tempat yg harus anda kunjungi saat anda berkunjung di Kediri yaitu Monumen Simpang Lima Gumul (SLG)
Monumen SLG Kediri terletak di tengah - tengah jalan Simpang Lima Gumul dan dalam kawasan pusat perdagangan Kabupaten Kediri yang jaraknya 2 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Kediri dan sekitar 15 menit perjalanan dari Burengan. Monumen dan Kawasan pusat perdagangan Kabupaten Kediri saat ini masih dalam proses pembangunan yang nantinya ke depan sebagai ikon pariwisata Kabupaten Kediri disamping Gunung Kelud. Wisata Besuki dan Puhsarang. Daya tarik Monumen dan kawasan pusat perdagangan Simpang Lima Gumul adalah :


* Desain menyerupai Arch D'Triomphe di Perancis
* Panorama Kediri bisa dilihat dari puncak monumen
* Tiga jalan bawah tanah untuk masuk ke monumen

* Diorama, Mini Market, Gedung Pertemuan dan Resto tersedia di dalamnya.

* Hot spot gratis di area monumen

Minggu, 11 Oktober 2009

GOA SELOMANGKLENG GUNUNG KLOTHOK KEDIRI






Gua Selomangleg merupakan objek wisata populer di Kota Kediri, Sekitar 1o menit perjalanan dari Burengan. Dinamakan Selomangleng dikarenakan lokasinya yang berada di lereng bukit (Jawa=>Selo=Batu, Mangleng=Miring), kira-kira 40 meter dari tanah terendah di kawasan. Gua ini terbentuk dari batu andesit hitam yang berukuran cukup besar, sehingga nampak cukup menyolok dari kejauhan.

Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.

Melongok kedalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saaat berada didalamnya. Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat.


Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air. Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruanagan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil disisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua.

Didalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas. Saya sendiri menggunakan sinar lampu dari telepon genggam yang kebetulan bisa difungsikan sebagai lampu penerangan (senter). Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu.


Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua.


Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada didalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-rleief yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.

Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahata kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.

Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari lokasi gua ini juga terdapat museum purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi berupa patung/arca


Sumber : http://navigasi.net/goart.php?a=buslmang

Senin, 05 Oktober 2009

Batik Fraktal, Kawinkan Seni Batik dengan Sains

Batik Fraktal, Kawinkan Seni Batik dengan Sains
Jum'at, 2 Oktober 2009 - 10:14 wib
 


Rachmatunnisa - Okezone

Contoh motif batik fraktal (Foto: Day Daily)

JAKARTA - Keindahan dan keragaman batik Indonesia tak hanya dituangkan dengan cara-cara seni dan tradisional. Dunia sains pun tertarik berkontribusi memperkaya budaya asli Indonesia ini.

Sebuah kelompok riset desain asal Institute Teknologi Bandung (ITB) bernama Pixel People Project, mengadakan penelitian mendalam tentang batik sejak 2007. Mereka pun kemudian meluncurkan jenis batik yang dikenal dengan nama batik fraktal.

Dikutip okezone, Jumat (2/10/2009) dari berbagai sumber, fraktal sejatinya merupakan benda geometris yang kasar pada segala skala, dan dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Secara sederhana, dapat pula diartikan sebagai sebuah hasil karya yang hadir dari perkembangan lanjut geometri kontemporer.

Terdapat hal yang menyatukan fraktal dengan batik, keduanya sama-sama membicarakan bentuk dan upaya "pengisian ruang kosong" dalam bidang dua dimensi yang diciptakan secara generatif dan iteratif.

Generatif artinya dibangun ulang dengan teknik yang sama, dan iteratif karena cara mengkonstruksinya dilakukan dalam pola pseudo-algoritmik yang mirip secara berulang.

Adalah Nancy Margried, Muhamad Lukman, dan Yun Hariadi yang tergabung dalam Pixel People Project awalnya secara tak sengaja mendesain gambar tumbuhan dengan teknik fraktal. Mereka tak menyangka, hasil iseng-iseng mereka menghasilkan sebuah desain mirip batik.

Dalam situs resminya www.pxlpplproject.com, mereka menjabarkan batik fraktal sebagai motif batik tradisional yang ditulis ulang secara matematis.

Hasil penulisan ulang dimodifikasi lebih kompleks atau diubah rumusnya sehingga menghasilkan motif yang baru atau berbeda. Motif fraktal ini kemudian digunakan baik dengan teknis batik tradisional atau dengan mesin laser.

Karena bisa dibahasakan secara matematis, Pixel People Project kemudian mengembangkan sebuah perangkat lunak untuk batik fraktal. Program berbasis Java ini memudahkan seorang pemula sekalipun untuk mengembangkan motif batik dalam formula fraktal yang desainnya tersimpan dalam format png.

Motif batik yang dihasilkan dari perkawinan antara seni dengan sains ini kemudian mendapat apresiasi dari Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia. Bahkan dalam waktu bersamaan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO pun turut memberikan penghargaan pada awal Oktober tahun lalu dan menilai batik fraktal memiliki kualitas tinggi serta berpotensi besar di pasar internasional. (rah)

Kamis, 24 September 2009

arcomburg.co.cc

Sekarang blognya burengan bisa diakses dengan alamat yg lebih gampang diinget lho..

kl biasanya harus ngetik "arcomburg354.blogspot.com" sekarang bisa lebih singakat ngetiknya.. ini nih alamatnya "arcomburg.co.cc" tapi alamat lama juga masih tetep bisa diakses.. oke...

btw Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H Taqobbalallhominna Waminkum Mohon maaf lahir  batin ya...

Rabu, 22 Juli 2009

Come Back

Setelah lama tidak da kegiatan, akhirnya kembali dengan kegiatan bersepeda ke bendungan WARU TURI Kab.Kediri.